Sabtu, 05 Januari 2013

Revolusi kebiasaan

Nampaknya mumpung masih di awal-awal tahun saya harus mulai mempersiapkan diri untuk mengisi tahun 2013 ini. Banyak sekali kesempatan yang terbuang pada waktu-waktu dulu. Untuk membayar kesempatan yang terlewatkan itu harusnya tergantikan pada tahun ini. Namun itu pun tergantung pada niat dan keinginan yang harus kuat. Janji seringkali mudah diucapkan tapi begitu dihadapkan pada kenyataan nampaknya faktor kebiasaan masih sangat kuat. Kita mempunyai kebiasaan-kebiasaan yang telah mendarah daging dan secara reflek dilakukan. Untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan itu agar lebih bermanfaat lagi butuh keinginan yang amat kuat.

Mungkin bisa mengambil istilah revolusi kebiasaan. Revolusi yang ingin membongkar semua kebiasaan yang jelek-jelek. Tapi agar tidak terlalu mengorbankan diri sendiri mungkin bisa diambil jalan yang pelan-pelan. Bisa aja melakukan tindakan yang sangat ekstrim. Tapi dampaknya selain menyiksa diri sendiri pastinya akan menimbulkan tanggapan berbagai pihak. Agar itu kelihatannya alamiah dan biasa saja maka butuh proses yang agak lama. Tergantung seberapa kuatnya kebiasaan yang telah mendarah daging itu kita kerjakan selama ini. Ya kebiasaan adalah suatu sikap berulang-ulang yang kita kerjakan atau tindakan yang sering kita ambil. Pastinya semakin lama kita lakukan maka semakin bersahabatlah kita dengan kebiasaan itu. Dan pihak luar yang melihatnya pasti menganggap itu sudah menjadi watak atau tabiat kita sehari-harinya.

Kita sering bermasalah dengan semangat yang turun naik. Ya semangat itu adalah spirit atau spiritual yang kita yakini sebagai pedoman arah tujuan tindakan yang kita lakukan. Singkatnya buat apa kita harus melakukan itu semua ya tergantung dari keyakinan yang kita pegang. Memang kalau kita ingin cepat-cepat mendapatkan hasil yang besar memang tidak bisa. Yang kita lakukan itu harus berdampak selamanya. Jadi ya harus membutuhkan proses yang lama. Seperti menanam benih maka hasil berupa buah akan kita nikmati beberapa waktu kemudian. Kalau mau cepat ya beli aja buah yang udah matang, gampang kan. Tapi ada perbedaan pada tingkat kepuasan dan kebanggaan. Dan kebanggaan itu akan berdampak pada peningkatan kepercayaan diri bahwa kita juga bisa melakukannya.

Nah itulah proses alamiah untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan yang saya maksudkan. Kesabaran, ketegaran, ketahanan mental adalah kuncinya. Tanpa semua itu maka kita tidak akan bisa melakukan revolusi kebiasaan. Dan harus ingat gagal adalah biasa. Gagal itu harus dicari faktor yang menyebabkannya. Harus bisa kita akui dan kita terima dengan ikhlas. Ya seperti kebiasaan baru saya ini dalam menulis di blog. Awalnya ya bingung apa yang mesti saya lakukan, hehe. Tapi dengan niat kuat dan kebiasaan ya biasa aja jadinya. Sekian.

Senin, 31 Desember 2012

Menutup tahun 2012

Menutup tahun 2012 ini saya memilih untuk tidak kemana-mana. Saya mempertimbangkan untuk tidak terlalu memaksakan diri. Mengada-adakan yang tidak ada. Berusaha menerima kenyataan yang ada. Ya tidak apa-apa walaupun pahit tapi ini sudah menjadi bagian perjalanan hidup saya. Dengan begitu saya menjadi santai dalam menerima kenyataan. Apapun bentuknya hidup tetaplah hidup. Walaupun tanpa sesuatu yang ramai dan meriah. Pengorbanan pastilah tidak akan sia-sia.

Melihat ke belakang sepanjang tahun 2012 ini saya cukup puas. Betapapun banyak yang meleset dari perkiraan sebelumnya tapi itu hanya soal waktu. Saya telah banyak belajar tentang hidup. Tentang pertemanan, tentang diri sendiri, tentang segalanya. Tak ada yang abadi di dunia ini. Silakan berjalan dengan keyakinannya sendiri-sendiri. Apapun itu pilihannya tetaplah suatu keputusan yang mesti dihormati. Saya hanya menunggu nanti pada tujuan yang diimpikan bersama-sama. Nanti siapakah yang akan sampai pada tujuan itu dengan selamat dan mulus. Dan bertemu lagi dengan saya. Waktulah yang akan menjawabnya.

Menyongsong tahun baru 2013 saya masih tetap optimis. Walaupun keadaannya tidak banyak berubah dan segalanya berjalan amat lambat. Harapan haruslah bisa tetap dipelihara agar kita bisa tetap bergairah menjalani hidup. Tentu saja dengan segala upaya yang maksimal. Suatu saat pastilah akan menerima hasil yang kita usahakan sebelumnya. Insya Allah saya siap menghadapi segala kemungkinan yang ada. Sekian.


Minggu, 30 Desember 2012

Cerahnya pagi

Amboi cerahnya pagi ini. Andaikan saja saya punya kegiatan pasti lah lebih semangat menjalaninya. Tapi tak ada rencana kemana-mana. Jadi kayaknya menikmati hari yang cerah ini dengan minum kopi di rumah saja hehe. Buat saya tak ada yang nikmat selain bersantai sambil minum kopi. Yang penting saya sehat, kalau masalah sih pastilah ada. Karena yang namanya manusia keinginannya pasti bermacam-macam. Keinginan manusia tidak terbatas, seperti langit yang tiada batasnya.

Tapi memang manusia banyak kelemahan dan kekurangannya. Jadi keinginan yang tak ada batasnya itu akan terbatasi juga oleh kelemahan dan kekurangannya itu tadi. Jadi seharusnya nikmati aja hal terindah yang sedang terjadi sekarang ini. Misalnya cuaca cerah di hari ini. Masih bisa menghirup oksigen gratis yang disediakan alam. Bandingkan dengan mengihirup oksigen tabung yang harus dibeli mahal karena keadaan memaksa demikian. Jangan abaikan apa yang sudah ada. Sekian.


Sabtu, 29 Desember 2012

Lingkungan sekitar

Sekarang lingkungan saya semakin bising. Akibat dari banyaknya pembukaan perumahan yang baru. Dulu saat masih sekolah, seringkali saya diledek punya rumah di Bandung coret akibat jauhnya dari pusat kota. Udah bandung coret ditambah lagi dengan Komplek coret akibat letak rumah diujung. Tapi apa yang terjadi sekarang ini, benar-benar berubah. Sekarang justru letaknya strategis. Karena di sebelah komplek ada komplek baru lagi makin lama makin banyak.

Terasa sekali pertambahan penduduknya. Lingkungan yang dulunya tenang dan sepi kini jadi bising. Kebisingan akibat dari jumlah kendaraan yang bertambah. Terutama sepeda motor. Sekarang hampir tiap rumah ada sepeda motornya. Kayak TV aja setiap rumah pasti ada. Tapi kemajuan itu tidak dibarengi perubahan perilaku. Di dalam komplek kok kebut-kebutan. Ya pasti enak lah karena jalannya sepi. Belum lagi suara knalpot yang bising bikin tambah wow deh.

Namun anehnya kini lingkungan saya semakin sepi dari pergaulan antar tetangga. Karena sekarang kegiatan sosial masyarakatnya entah berpindah kemana, terutama anak mudanya. Banyak yang cuek dengan tetangganya. Untungnya saya pernah merasakan masa-masa kehangatan hubungan bersosialisasi dengan lingkungan dulu. Justru pada saat itu belum banyak fasilitas yang dimiliki tidak seperti sekarang ini. Ternyata kemajuan itu sebanding dengan tingkat kecuekan orang terhadap lingkungannya. Sekian.

Kamis, 27 Desember 2012

Masalah

Semua orang tidak mau punya masalah. Kayaknya enak sekali tidak ada masalah, tinggal berleha-leha menjalani hidup ini. Namun ternyata manusia itu bukanlah diturunkan ke dunia ini untuk bersenang-senang saja. Karena kalau tidak ada masalah bosan sekali hidup ini. Kenapa bosan, karena otak, dan anggota tubuh tak akan banyak dipakai. Mungkin tidur dan tidur aja kerjaannya. Karena itulah manusia diturunkan ke dunia. Untuk menyelesaikan semua masalahnya. Harus bisa melayani, bukan dilayani. Harus jadi hamba bukannya jadi tuan. Harus bisa memberi bukannya ingin diberi. Semua potensi harus dikerahkan. kalau tidak dipakai akan macet, tumpul, berkarat dan akhirnya samasekali rusak. Sadarilah di sini bukan untuk bersenang-senang saja. Disini untuk bekerja dan bekerja. Apapun yang bisa dikerjakan, terserah asal menambah nilai kebaikan bagi diri maupun orang lain. Selesaikan masalah yang satu sampai tuntas. Kemudian hadapi masalah selanjutnya dengan tenang.

Gak ada masalah memang terasa membosankan. Tidak ada tantangan. Kalau berhasil melewati suatu tantangan pastilah akan bahagia, bangga, percaya diri. Jadi hadapi saja masalah agar kita bisa lebih berarti dan bisa menjalani peran sesungguhnya sebagai seorang manusia. Manusia yang banyak masalah, harus bisa menyelesaikannya sendiri, sisanya Tuhan yang akan bantu. Sekian.

Rabu, 26 Desember 2012

Ke sejatian

Saya rasa makin tua hidup ini, maka semakin sendirian saja dalam menghadapi berbagai macam masalah. Dulu ada teman yang bisa diajak berbagi suka dan duka. Kini hampir tak ada teman untuk bisa berbagi keluhan masalah-masalah hidup. Makin lama hidup ini makin terasa sepi. Semua orang telah memilih jalannya sendiri-sendiri. Dan ini lah pilihan hidup saya. Sendirian dalam arti yang sebenar-benarnya. Belum berusaha mewujudkan pernikahan. Disebabkan berbagai hal. Utamanya modal. Uang memang bukanlah segala-galanya dalam hidup ini. Tapi uang jugalah yang memperlancar segala sesuatunya. Karena kita sekarang telah sampai pada suatu jaman yang sangat berbeda dibandingkan dulu.

Kini jamannya serba benda. Benda apa yang kita punya itulah yang menjadi modal eksis sekarang ini. Tapi gak apa-apa juga jaman berubah. Yang jelas saya telah memilih sikap. Sikap saya tunggu dan liat. Menunggu suasana yang lebih berpihak pada saya. Lalu meliat-liat kemungkinan yang mungkin bisa dimanfaatkan. Tak apa lah ketinggalan kereta. Toh sikap yang tergesa-gesa juga kadang bisa menjerumuskan dan menimbulkan penyesalan. Tak ada yang sifatnya abadi. Semua nya bisa berubah dalam hitungan waktu. Yang jelas saya hanya mencari kebahagiaan yang sejati dan bukan yang semu. Ke sejatian amat sangat susah dicari dan memerlukan perjuangan, pengorbanan yang tidak sedikit. Saya hanya ingin tiba pada tujuan yang benar. Oleh karena itu saya memilih jalan yang normal. Tidak ada rekayasa, pengkarbitan, kepura-puraan, ataupun pat gulipat. Normal saja jalani hidup ini. Jadi kelihatannya amat lambat perkembangannya.

Mudah-mudahan apa yang saya pilih sekarang benar lah adanya. Karena saya mengharapkan yang terbaik. Agar Tuhan pun meridhoi nya. Tak ada beban sejarah yang buruk yang harus ditanggung nanti. Karena dosa-dosa itu harus ditebus. Inilah kenyataannya. Sekian.

Jumat, 21 Desember 2012

Makin tua nih

Sekarang jamannya serba mudah dan serba cepat. Yang tidak cepat hanyalah tumbuhnya rambut diatas kepala saya bagian atas hehehe. Yang sering terkena pembabatan hanyalah rambut yang berada di pinggir kepala saja. Karena sudah menutupi daun telinga dan mengganggu kenyaman. Waduh sebenarnya sudah saya upayakan agar rambut diatas kepala itu mau tumbuh lagi seperti dulu. Berbagai cara sudah saya lakukan, membotakinya, mengeroknya (agar kalau tumbuh lagi bisa lebih tebal hehe), memakai lidah buaya, saledri, kemiri, telur ayam kampung, dan yang gila adalah terasi hehe...dapat info yang menyesatkan dari seorang teman. Hasilnya rambut dibagian atas tetap saja tidak mau tumbuh seperti dulu. 

Saya dulu sering melihat ke cermin. Melihat bagian yang tumbuhnya jarang. Stress, makin dilihat makin galau hahhaaa...Kalau untuk rambut putih alias uban sih baru satu dua aja gak terlalu banyak. Proses penuaan yang berbeda dengan orang lain. Terutama para pria yang sudah beranjak uzur. Tapi saya cukup puas karena jaman remaja sudah pernah di poni sampai menutupi semua kening yang cukup lebar itu. Tinggal lihat aja di foto jaman SMP atau SMA dulu. Kumis sudah lama saya kerok. Karena sekarang bila mau dipelihara lagi makin terlihat tua, karena sudah banyak yang putihnya apalagi jenggot waduh gak deh...Sekarang saya lebih berkompromi atas semua perubahan yang terjadi pada beberapa bagian tubuh ini. Mau gimana lagi bro....sudah saat nya kok. Biarkan saja pakaian kan lama-kelamaan akan usang juga. Yang tidak usang itu adalah isi di dalamnya. Sebentar lagi pakaian dunia ini akan semakin jelek, usang, rapuh dll, lalu isinya akan minta keluar dan dikuburlah pakaian itu....hmmmm gimana tuh.